Saturday 1 December 2012

Buah Mangga: Korelasinya dengan Codot and The Misled Myth

Dipindahkan dari : lindacheang.multiply.com
Posting di Multiply : 12 Oktober 2006

Sebelum melanjutkan tulisan, saya mau minta maaf dulu kalau-kalau ada rekan pembaca yang bakal merasa tidak enak dengan cerita saya di sini soal mitos codot alias si kelelawar pemakan buah, the fruit eater bat. Codot lebih kecil dari kampret (lihat wikipedia)

Khusus tulisan ini saya mau cerita buah mangga kebanggaaan kebun kami. Pohon mangga yang kami miliki totalnya ada lima batang pohon, tersebar sebatang di kebun halaman depan, tiga batang besar-besar di kebun halaman tengah (sudah berumur lebih dari 20 tahun) dan sebatang lagi di kebun halaman belakang. Mangga kami adalah hasil silangan mangga cengkir dengan mangga arumanis. Jadinya kalau pohon mangga sedang berbuah itu, bentuk buahnya besar dan lonjong panjang seperti mangga cengkir tetapi daging buahnya beraroma, berasa manis dan berwarna jingga seperti mangga arumanis dengan bijinya yang tipis mendekati tipisnya pisau. Rata-rata kalau sedang berbuah dengan kualitas baik, mangga kami bisa memiliki berat per butirnya sampai mendekati 1 Kg/butir. Kalau sudah menikmati sebutir mangga, wah, tidak perlu makan lagi dengan nasi karena sudah kenyang, dan rasa manisnya itu karena manis fruktosa, enggak kuatir bakal melonjakkan kadar insulin tiba-tiba.

We keep our promise that our mangoes are not for sale. Tabu bagi kami kalau berkat dari Yang Maha Memberi berupa buah-buah mangga itu diuangkan, lagipula bentuk kebun kami bukanlah perkebunan mangga yang hasilnya untuk dijual. Kalo ada yang mau, pas musim buah mangga sebaiknya datang saja ke rumah, tapi wajib ambil sendiri mangganya, hahaha  :D

Kaitan mangga dengan codot adalah, buah mangga kami dan buah-buahan lainnya di kebun selalu menjadi sasaran empuk codot, si mamalia terbang pemakan buah, sejak saya masih kecil sampai sekarang. Setiap kali musim mangga tiba, kami harus berpacu bersaing dengan gerombolan codot karena kalau buah mangga yang sudah matang tidak cepat-cepat dipetik, sudah pasti keduluan codot. Dan hebatnya para codot selalu tahu mana saja buah mangga yang matang sempurna. Bete, kan, kalo pagi-pagi pas memeriksa mana buah mangga yang bisa dipanen, ternyata yang tersisa tinggal biji mangga yang sudah bersih dari daging buah mangga, menggantung bergoyang-goyang di tangkai. Semalaman biasanya si gerombolan codot memangsa buah-buah di kebun kami.

Ciri-ciri buah mangga yang matang sempurna di pohon (bukan dikarbit) yang pernah saya temukan adalah : kulit buahnya berwarna keunguan, tipis, dan jika buahnya dipencet, terasa empuk, kenyal, tetapi tidak hancur. Rekor saya berhasil menemukan mangga matang tanpa keduluan codot pada suatu siang adalah dalam satu tangkai terdapat empat butir mangga matang menggantung berimpitan. Warna kulit yang dekat ke tangkai sudah ungu (seperti warna memar karena dipukul) dan kulitnya sudah tipis. Saya percaya keempat butir mangga tsb lolos dari tangkapan gelombang ultrasonik segerombolan codot karena terhalang oleh seng atap gudang kami. Saya petik dan bawa turun supaya dapat segera dicicipi dan wah, saya sempat timbang satu per satu dan berat per butirnya minimal 600 gram dan terberat adalah 800-an gram. Setelah dikupas kulitnya dan saya makan sebutir, nyammm, bikin perut kenyang sehingga siang itu saya lewatkan makan siang saya.

Nah, hubungan dengan mitos adalah, sewaktu saya masih remaja, Mama pernah melarang saya dan kedua kakak perempuan saya menyantap buah-buahan apapun yang ada bekas gigitan codot. Alasan Mama waktu itu pesan dari almarhuman Ema (ibu dari papa) menyatakan bahwa kalau ada anak gadis berani makan buah yang sudah ada bekas gigitan codot, maka kelak puting payudaranya akan jadi borok. Pada awalnya saya manut saja dengan pesan dari almarhumah Ema tsb tetapi seiring bertambahnya usia saya mikir, kenapa Mama dan Papa, kok selalu mencari buah mangga yang sudah ada bekas gigitan codotnya untuk cepat-cepat disantap sementara kami hanya diberi buah mangga yang sebagian masam karena matangnya tidak rata. Rasanya tidak masuk akal puting payudara jadi borok hanya karena makan buah mangga yang ada bekas gigitan codot. Ternyata sodara-sodara, secara empiris, saya pelajari dan menemukan bukti bahwa buah mangga yang sudah ada bekas gigitan codotnya adalah buah mangga yang paling manis legit, paling enak dan kenyal serta lembut tekstur daging buahnya dan matangnya rata. Pokoknya buah yang diilih si codot selalu berkualitas paling baik. Berlaku pula untuk buah yang lain seperti jambu batu dan jambu air di kebun kami. Codot tidak pernah menyentuh buah mangga yang matangnya tidak rata. Misal pada bagian tangkai matang sekali dan lembut tetapi bagian ujung mangga terasa masih masam dan keras. Nah, ketauan, lah rahasianya, ternyata Mama dan Papa menginginkan mangga yang paling enak, paling manis. Kalau perkara puting payudara borok, itu akibat almarhumah Ema dulu saat menyusui bayinya pertama kali, tidak merawat payudaranya dengan baik selama hamil, sehingga ketika pertama kali bayinya menyusui, ya, puting jadi terluka dan dipakai menyusui tambah makin terluka sehingga perlu pengobatan. Kejadian terlukanya tsb memang setelah beberapa hari si Ema makan buah jambu air yang jatuh akibat sempat didigit codot.


Hayah, si Ema, macam-macam saja alasannya. Setelah tahu kalau itu hanya mitos tanpa dasar, saya tidak merasa bersalah apalagi takut untuk santap buah mangga yang di salah satu sisinya ada sedikit bekas gigitan codot. Buah itu dipungut dari yang jatuh ke tanah karena si codot pasti goyang-goyang saat bergelantungan memakan buah, menyebabkan buah bisa terlepas dari tangkainya. Agar tidak menjijikan, bagian yang ada bekas gigitan codot saya buang, dikorek betul-betul dengan pisau sampai bersih tidak ada lagi bekas gigitan tersisa kemudian buah mangga atau buah apapun, saya cuci dulu bersih-bersih dengan air mengalir, kalau perlu pakai air yang sudah dimasak. Kupas kulitnya dan saya santap. Memang, mangga pilihan si codot selalu yang berkualitas baik, terasa manis, legit, dan lebih enak. Saya harus akui dalam memilih buah terutama mangga, saya masih kalah cerdik dari para codot.

So, there is only a misled myth, kalau puting payudara bakal borok jika makan buah yang ada bekas gigitan si codot. Tidak terjadi apapun yang aneh dan menyakitkan pada saya setelah makan buah-buah mangga pilihan si codot. Mungkin justru saya harus belajar dari codot bagaimana menguji buah-buahan yang matang dan berkualitas baik :P


Tentu saya tidak menganjurkan rekan-rekan pembaca untuk berani mengikuti cara saya yang nekad jika tidak berkenan.

Belum tahu apa ada yang jadikan codot jadi maskotnya? :P

2 comments:

  1. Aku klu ambil mangga juga cari yg seporoh di mkn codot itu yg betul2 nyusss, manis x, lihat2 dulu di pohon,atau pagi2 lihat kebun ada mangga jatuh tdk semalam yg sebagian udah di mkn codot, masih ada sisa /tdk utk ku. Demikian masa kenanganku di kota Bengawan, sekarang tinggal kenangan.

    ReplyDelete
  2. Samma sy juga gitu, sengaja nungguin sisa si bat, maknyuss

    ReplyDelete