Tuesday 4 December 2012

Blue Ocean Strategy, dan Mbah Dukun pun Tak Perlu Lagi Sesaji

Posting di Multiply : 7 September 2008


Strategi samudra biru ini saya dapatkan dalam satu kali sesi bedah buku berjudul Blue Ocean Strategy (BOS, strategi samudra biru), tentang perlunya perubahan jika ingin tetap maju atau paling tidak bertahan. Ini diambil dari buku tulisan W Chan Kim, seorang professor strategi dan Renee Mauborge, pakar bidang bisnis. Tapi yang ingin saya bagikan di sini bukan melulu soal bisnis melainkan bagaimana strategi ini bisa diterapkan dalam hidup keseharian jika ingin bertahan hidup.

Peringatan perlu saya sampaikan bahwa penyebutan nama beberapa merek dagang atau produk bukan dimaksudkan untuk promosi merek tersebut tetapi sebagai contoh untuk memperkuat pemaparan saya.




Menurut buku ini streategi dalam bisnis terbagi atas strategi Red Ocean dan Blue Ocean. Red Ocean (sebetulnya di Bumi kita, hanya ada Red Sea) bisa digambarkan secara singkat sebagai penuh dengan kompetisi sedangkan Blue Ocean digambarkan sebagai suati situasi di mana kompetisi menjadi tidak relevan lagi. Konsep dasar samudra biru adalah invovasi nilai, bisa di bidang apa saja tidak dibatasi hanya inovasi bidang teknologi seperti halnya teknologi informasi yang selalu berinovasi setiap saat.

Ciri dari strategi laut merah adalah : bersaing pada pasar yang sama, mencoba kalahkan pesaing yang sudah ada, eksploitasi permintaan pasar yang sudah ada, mengikuti value cost trade-off, dan aliansi sistem dan aktivitas perbedaan (diferensiasi) atau biaya rendah. Sedangkan ciri samudra biru adalah: pesaing sudah tidak relevan lagi, menciptakan dan menangkap permintaan pasar baru, memecahkan value cost trade off, aliansi sistem dan aktivitas untuk mengejar perbedaan dan biaya rendah, serta menciptakan pasar yang baru.

Guna mempermudah pemahaman berikut contohnya. Contoh strategi a la laut merah adalah perusahaan minuman Coca Cola ingin menggeser dominasi Teh Botol Sosro di pasar Indonesia dengan membuat teh dalam botol dan desain botol yang lain dan diberi nama merek Frestea. Saya pribadi sebagai konsumen kedua teh tsb mencoba mengulas kenapa sekalipun Frestea mencoba sekuat tenaga menggeser Teh Botol Sosro, tetapi Si Teh Botol Sosro tetap aman sentosa bertahan di pasar minuman dalam botol di wilayah Republik Indonesia? Karena Frestea mencoba menggeser Teh Botol Sosro secara head to head, tanpa membuat inovasi baru, terutama dari kualitas produk.  Pendapat dari saya pribadi sebagai konsumen atas dua produk itu, Teh Botol Sosro sulit untuk digeser oleh Frestea karena dari segi rasa, manisnya Teh Botol Sosro sudah pas di lidah rakyat Indonesia, mulai dari pejabat tinggi sampai masyarakat yang tinggal di pinggiran. Teh Botol Sosro juga punya keunggulan, tidak perlu pakai pengawet karena teh yang dibuat, sudah dimasak dulu dan setelah dibotolkan, selama tutup botol tidak dibuka, maka teh dalam botol tersebut akan selalu steril.

Bagaimana dengan Frestea? Nama besar Coca Cola masih belum memberi kemampuan geser Teh Botol Sosro. Dari segi rasa, maaf saja saya katakan, rasa Frestea mengindikasikan teh dalam botol ini dibuat dengan dicampur gula buatan dan wangi melatinya pun seperti dari pewangi buatan. Saya juga sudah berusaha beberapa kali membuat sendiri teh yang diharapkan rasanya bisa menyamai Teh Botol Sosro tetapi selalu gagal. Artinya Teh Botol Sosro sudah temukan komposisi yang sudah jelas tepat mengena di hati rakyat Indonesia, maka mampu bertahan sekian dekade bahkan pesaing bereputasi wahid pula masih belum sanggup menggeser dominasi produk lokal tsb.

Nah, sekarang apa saja contoh yang sudah lakukan strategi samudra biru dan menuai sukses? Oh, banyak sekali. Di dunia, bidang teknologi informasi, contohnya ketika jaman set server komputer masih dirajai IBM, Hewlett Packard/Compaq membuat revolusi set server komputer yang memudahkan pemakai tetap terjaga datanya ketika satu unit server sedang rusak. Secara otomatis sistem server HP/Compaq menyebarkan data dari unit server yang rusak ke beberapa unit server lain sehingga data tidak hilang. Setelah server yang rusak diperbaiki, maka sistem secara otomatis mengembalikan lagi data yang pindah sementara ke unit-unit server yang lain, ke server yang sudah beres tsb. Inovasi ini membuat HP/Compaq semakin berkilau tetapi IBM yang tidak lakukan inovasi apa-apa karena merasa sudah merajai bisnis server, pamornya semakin meredup lalu hilang.

Contoh yang lebih mudah lagi, untuk kategori ponsel alias hape. Sebagai konsumen, saya bisa memberi rekomendasi bahwa hape yang kuat dan tahan banting adalah Motorola. Tetapi kenapa pemasaran Motorola ini masih kalah berkilau dibanding penjualan hape Nokia? Karena Nokia berani melakukan inovasi baik di fitur, model maupun fungsi. Nokia hampir setiap saat berani ganti model hape meski mungkin saja isi ponselnya tidak banyak berubah. Model Nokia yang dapat saya jadikan contoh adalah hape Nokia 6670 dengan 7610, mesinnya sama cuma tampilan casingnya yang berbeda. Model Nokia 7610 lebih centil dan lebih menarik mata para konsumen sehingga lebih banyak terjual daripada Nokia N 6670 yang nota bene semua fungsi dan fiturnya sama persis dengan N 6670.

Prinsip strategi samudra biru ini adalah berani melakukan perubahan dan tahu apa yang dibutuhkan konsumen atau pengguna. Jika hal ini terpenuhi, maka semestinya pekerjaan menjual akan menjadi mudah. Karena itu beberapa contoh yang akan saya berikan lagi setelah ini menunjukkkan bahwa jaman segala sudah maju, strategi samudra biru diperlukan bahkan untuk bidang yang sebelumnya tidak kita sangka. Mau tau contohnya?

MPers yang tinggal di Indonesia dan setiap hari ada nonton televisi (tv) pasti suka kesal dengan iklan yang berseliweran. Ada jenis iklan yang suka saya perhatikan, ternyata menggunakan konsep strategi samudra biru ini. Coba sekarang lihat, sudah umum iklan dengan ajakan mengirim sms premium dengan perkataan : " ketik REG (spasi) BLABLABLA kirim ke XXXX ". Nah, jualan cara begini adalah bukti sudah dipakainya strategi samudra biru untuk menarik konsumen membelanjakan uangnya sebanyak mungkin jadi si penjual bisa dapat uang sebanyak-banyaknya pula. Si nara sumber juga ikutan kecipratan untung yang luar biasa.

Strategi samudra biru ini ternyata dilakukan tidak cuma untuk perkantoran atau jualan barang/jasa yang umum, tetapi bahkan sudah merambah ke dunia magis, mistik-klenik, dan ilusi. HAH???? Masa iya? Saya bisa jawab, ya, iya, lah. 

Coba perhatikan iklan penawaran jasa dari orang-orang yang terkenal di dunia magis, klenik macam Ki Joko Bodo, Mbah Suroso, sampai Mama Lauren dan ilusionis Deddy Corbuzier. Umumnya mereka mengajak pemirsa untuk cepat ambil hape mereka dan kirim sms dengan format (contoh yang saya ingat)  seperti ini : " ketik REG (spasi) PRIMBON kirim ke XXXX " (empat digit ini nomor penyedia jasa layanan sms, premium). Alhasil si penyedia jasa layanan sms menangguk untung besar dari jasa layanan sms ini karena tahu persis, banyak masyarakat Indonesia yang masih kepingin tahu nasib atau peruntungan masa depan yang sebetulnya hanya Tuhan Yang Mahakuasa saja yang empunya. Dari segi hiburan, penyanyi dangdut seksi Dewi Perssik, sampai perlu digandeng oleh satu perusahaan layanan jasa sms premium untuk promosi, bisa bikin tato nama kita di bagian tubuh si pelaku goyang aduhai tersebut. Pengguna jasa tinggal ketik mengikuti format seperti yang diiklankan.

Nah, sodara-sodari sekalian, berkat adanya blue ocean strategy, masyarakat yang mau cari wangsit ke mbah dukun sudah tidak perlu lagi repot-repot mebawa sesaji macam ayam hitam telurnya putih yang cari makan di pinggir kali, kemenyan sekian ons, kembang setaman tujuh rupa, atau air dari sembilan mata air yang bikin repot karena susah carinya. Mbah dukun jaman sekarang juga tidak perlu repot dicari sampai ke gua di gunung yang tinggi, terpencil nan jauh di sana, apalagi pake upacara harus mandi kungkum di tengah malam segala. Mau minta wangsitnya Ki Joko Bodo atau primbonnya Mbah Suroso, atau ramalan nasib dari nomor hape a la Deddy Corbuzier, cukup ambil hape, kirim sms dengan format umumnya ketik REG(spasi) BLABLABLA kirim ke XXXX.

Inti dari pemaparan saya ini adalah, kalau para mbah dukun saja demi supaya bisa bertahan hidup, berani berubah total, melakukan inovasi mengunakan strategi samudra biru, kenapa diri kita yang semestinya lebih rasional tidak melakukan perubahan dengan konsep strategi samudra biru pula? Hidup kita juga memerlukan strategi untuk bertahan dari pelbagai ujian dan cobaan. Mau pakai strategi rasional atau kalau masih merasa bodoh, boleh juga tanya ke Ki Joko Bodo. Kalau pilih cara yang terakhir itu, timbul pertanyaan : sebetulnya siapa yang bodoh, ya? Hehehe….Lebih inti lagi maksud dari pemaparan saya adalah : beranilah untuk berubah atau mati!

Satu lagi yang mau saya sampaikan, Kalau Red Sea adanya cuma di antara Jazirah Sinai dan Benua Afrika, jadi terbatas di situ saja, menggambarkan kesempatan dan peluang yang tidak banyak. Sedangkan samudra biru ada di mana-mana di seluruh Bumi, menggambarkan kesempatan sebanyak-banyaknya yang terbuka luas, tinggal bagaimana menyikapinya dalam hidup kita. 

Ayo, kita berstrategi untuk jadi pemenang dalam hidup !

 Salam.


September 2008

No comments:

Post a Comment