Sunday 14 June 2015

Puskesmas UPT Garuda - Bandung, 13 Juni 2015

Pagi itu sekitar Pk 06.00 lewat, aku sudah tiba di Puskesmas UPT Garuda,  ke Poli Gigi untuk keperluan penambalan gigi 1 6 yang tambalannya copot. Tentu aku juga siapkan kamera HPku untuk merekam apapun yang akan kutemui berkaitan dengan antrean khusus nomor untuk daftar Poli Gigi. Tujuannya untuk diunggah ke grup Netizen PRFM.

Tumben, aku tidak menemukan antrean orang yang biasanya sudah banyak untuk Poli Gigi. Ternyata sistem ambil nomornya sudah diganti. Para pengantre tidak harus mengalami lagi HOROR rebutan nomor antrean yang biasa disediakan dengan mesin. HOROR ini yang selalu kuadukan ke Grup Facebook Netizen PRFM dan rupanya setelah sekira 2 bulanan aku tidak ke Puskesmas ini lagi, ternyata sudah berganti sistem antrean. Berarti keluhanku dan keluhan beberapa warga lainnya melalui grup tsb sudah ada yang menanggapi.BRAVO!

Khusus Poli Gigi, antrean diatur untuk ambil nomor antrean di Loket 4, loketnya dibuka tepat Pk 07.00 dan sudah ada seorang petugas (seperti Satpam) yang mencatat para pendaftar untuk ambil nomor antrean. Walau belum 100% mengikis FIRST SEROBOT FIRST GET, karena di lajur antrean masih ada saja orang yang menyerobot untuk duluan antre di depan loket, padahal ada yang sudah datang lebih pagi dari si penyerobot,  tapi cara begini memang terbukti efektif sangat mengurangi horor rebutan karcis antrean.

Petugas mencatat nama dan asal pasien yang khusus ke Poli Gigi saja, jika sepertiku yang pakai kartu BPJS, ditanyakan kelurahan asal domisiliku.  Poli yang lain yaitu Poli Anak, Poli Umum dan Poli Lansia, dengan antrean tak seluarbiasa banyaknya seperti antrean Poli Gigi, maka bisa ambil sendiri nomor antrean di kotak yang disediakan di tempat yang sebelumnya untuk menaruh mesin karcis.






Hebatnya lagi, ternyata ada seorang petugas keamanan Puskesmas yang berjaga di tempat ambil karcis, dan petugas tsb juga menjadi  pencatat pendaftar yang akan ambil nomor antrean khusus Poli Gigi. Lihat gambar si petugas tsb yang berdiri dan satu tangannya memegang kertas, itu kertas khusus untuk antrean pendaftar ke Poli Gigi.

Rupanya setelah para pendaftar tadi mendapatkan nomor antrean Poli Gigi, masih harus melakukan daftar ulang untuk dicatat pada sistem administrasi Puskesmas. Nomor pada karcis tadi berguna untuk menentukan pemanggilan urutan pendaftaran. 



Di loket pendaftaran tampak 3 orang petugas pencatat untuk pendaftaran ulang data pasien yang akan berobat sesuai tujuan polinya. Problem yang muncul saat pendaftaran ualgn adalah, ada saja pasien baru yang tidak menyiapkan data diri untuk pendaftaran, atau tidak menunjukkan kartu berobatnya. Hingga waktu yang dibutuhkan petugas untuk mencatat, jadi makin lama dan makin memperpanjang antrean. Belum lagi ulah beberapa pasien dengan nomor atrean yang masih jauh, tidak mau duduk tenang menunggu dipanggil tetapi malah ikut berdesakan di depan loket, berharap bisa "serobot" mendaftar. 

Hal bergantinya sistem antrean khusus Poli Gigi ini, saya perlu berikan apresiasi tinggi kepada semua petugas di Puskesmas ini yang sudah berani membuat terobosan. Walaupun demikian, tetap saja usaha untuk memberi edukasi kepada warga untuk tertib antre harus terus-menerus dilakukan.




Ada satu hal lagi yang jadi perhatian saya, yaitu masalah kebersihan toiletnya. Di dinding arah masuk ke area toilet memang terpasang tulisan seperti ini :

ALAS KAKI HARAF DILEPAS 


Iya, benar, tulisannya adalah "haraf" bukan harap", tetapi bila melihat ke dalam area toilet yang kondisinya kotor, berbau dan wastafelnya yang sudah rusak, aku yakin siapapun tak akan rela untuk melepas alas kakinya jika ada keperluan untuk menggunakan toilet di Puskesmas ini.

Di area toilet memang ada peralatan kebersihan yang minim seperti sikat untuk kloset jongkok, pel lantai yang kotor, tempat sampah yang tanpa tutupnya,  tetapi tidak ada cairan pembersihnya.

Minta tolong kepada dinas terkait, agar kebersihan area toilet di Puskesmas ini juga bisa diperhatikan. Tentu bersamaan dengan pemberian edukasi kepada warga yang menggunakan toilet ini.







*************************************

No comments:

Post a Comment