Monday 15 June 2015

Busyet, deh! - Kerja dan Pekerjaan

Busyet, deh, kerjaan gua banyak bener hari ini!

Itu adalah umpatanku spontan ketika menyadari bahwa di hari itu sudah ada daftar pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan.

Menjawab pesan klien, mengurus pekerjaan rumah tangga, membaca ulang revisi, sampai membuat revisi makalah untuk presentasi di sebuah kelas. 

Namun aku masih lebih baik kondisinya. Di suatu hari Minggu selepas saya pulang ibadah, saya diberitahu oleh mam bahwa akan ada 2 orang pekerja yang akan datang mengambil dan menimbang barang rongsokan yang akan dijual per kilogram. Rongsokan berupa kumpulan barang-barang pernak-pernik otomotif peninggalan Alm. Papa dan kami sekeluarga memang sudah tak bisa mengunakannya lagi.

Dua orang pekerja tsb bekerja mulai Pk 10.00 dan harus istirahat pada tengah hari karena ternyata barang yang dipindahkan amat banyak. Disambung lagi selepas istirahat yang cukup panjang, akhirnya mereka berhenti setelah sekitar 2 jam bekerja karena kelelahan. Seorang pekerja bahkan mengaku sudah mulai demam karena barang yang sangat bejibun yang harus diangkatnya. Apalagi menurut pengakuannya, dia semalam sebelumnya bekerja lembur di sebuah toko roti.

Kedua pekerja tsb mendapatkan upah yang cukup besar bagi mereka di hari itu yang tidak mencapai 8 jam kerja. Ditambah uang untuk makan siang dan segelas Teh Mahkota Dewa Hangat unbtuk si pekerja yang demam. Keponakanku yang lelaki turut bekerja dan tentu diapun dapat upah dari kami.






Aku menyoroti si pekerja yang demam karena kelelahan bekerja. Seorang laki-laki berperawakan sedang, etnis Jawa, usia sekitart 30-an tahun dan pendidikannya anggaplah lulus SMA. Melihatnya bekerja keras sampai segitu kerasnya demi mencari nafkah untuk keluarganya, aku salut padanya karena dia menyadari hanya tenaga yang dia punya dan dia gunakan tenaganya untuk bekerja, dengan tanpa merasa malu atau rendah diri dengan pekerjaan kasar menjadi kuli barang rongsokan.  Pun demikian dia bekerja dengan semangat dan aku yakin jika dia tidak demam atau keburu kelelahan karena banyak barang rongsokan, tentu dia mau saja bekerja lebih lama lagi.

Kami sekeluarga tidak kaku menerapkan aturan jam kerja yang harus zakelijk kepada dua pekerja tsb karena kami sadar, barang yang harus diangkut amat banyak dan kami juga harus memikirkan kondisi para pekerja itu. Sekian jam berlalu dan barang-barang di garasi Alm. Papa kami masih sangat banyak yang belum dipindahkan. Kami akhirnya sepakat bahwa kedua pekerja dan keponakan kami untuk berhenti sebelum petang menjadi gelap dan mereka akan datang kembali melanjutkan pekerjaan di hari yang sudah disepakati. 

Di satu sisi, memang kami jadi sedih melihat barang-barang peninggalan Papa akhirnya hanya dijadikan barang rongsokan karena berbagai alasan, namun mengingat bahwa di luar sana barang rongsokan pun bisa memberi rejeki bagi orang lain, itu sedikit melegakan kami.

Si pekerja dan aku bila dibandingkan memang jauh, lah. Aku jauh lebih beruntung saat ini aku punya pekerjaan yang kubuat sendiri walau skalanya masih usaha mikro, tetapi sudah membuatku enak dengan waktu pekerjaan yang bisa aku tentukan sendiri. Aku bisa libur atau cuti kapanpun aku mau, dan akulah atasan atas diriku sendiri. Penghasilanku juga jelas lebih banyak daripada besaran upah yang didapat si pekerja kuli rongsokan itu karena aku menggunakan segala yang kupunya untuk mendukung pekerjaanku. Pokoknya sekarang aku bisa mengatur apapun pekerjaanku dengan ujung jari-jariku. Aku melakukan hal-hal yang kusukai dan itu bisa menghasilan pendapatan. Akupun masih bisa memberi dukungan untuk Mama yang sekarang mengambil alih semua urusan pekerjaan Papa yang ditinggalkan. Betapa aku ini  beruntung dan aku bersyukur untuk itu.

Tentu ada pelajaran berharga yang bisa kutimba dari para pekerja kuli rongsokan tsb, Pekerjaan halal apapun yang dilakukan dengan hati tulus dan kesadaran sesadar-sadarnya untuk menafkahi keluarga, merupakan perjuangan yang harus dilakukan dan layak jika kelak mendapatkan keberuntungan. Setiap orang yang bekerja dengan sungguh-sungguh, apapun pekerjananya selama halal dan tidak menentang kebenaran, plus hidup dengan baik (tidak munafik) aku percaya, rejeki dan keberuntungan datang melimpah  itu bukan perkara mustahil.

Maka tentu bisa dimaklumi kalau aku suka kesal mendapati orang-orang muda yang justru mau gampangnya saja, mau cari pekerjaan enak dengan pendapatan besar tapi nggak mau susah. Duh! Apalagi ditambahi alasan : gengsi, dong!

Tak banyak orang tahu untuk mencapai kondisi enak seperti sekarang, aku memulainya dari bawah sekali, dengna modal dengkul, aku pernah berjualan a la pedagang kaki lima di sebuah taman besar Kota Bandung, merasakan seretnya pemasukan dari penjualan yang berkeliling. Belum lagi pernah dikerjai pembeli, dicerca klien yang agak psikopat dan sederet peristiwa negatif yang bisa bikin aku menangis karena sedih, namun pengalaman tsb membuatku semakin kaya akan rona kehidupan. 

Kerja keraslah jika ingin jadi orang sukses karena tidak pernah ada sukses itu dengan cara instan. Apalagi pakai mengeluh dan gengsi. Sukses itu kadang mesti diraih dengan cucuran darah, keringat dan air mata lebih dulu, maka kalau ada pekerjaan yang menawarkan kemudahan impian-impian kayak mengawang-ngawang, koq, rasanya kenyataan hidup taklah seindah di awang-awang gitu, ya? 


Bagi siapapun yang membaca tulisanku ini yang bekerja keras cara halal di jalan kebenaran, dengan hati yang tulus, bersemangat, apalagi berani tidak gengsi, aku harapkan rejeki dan keberuntungan segera datang untuk Anda. Sang Pencipta Yang Mahakuasa memberkati kita semua yang bekerja dengan benar. 


Busyet, deh, hari gini masih ada yang manja nggak mau kerja dan masih gengsi dengan jenis pekerjaan kasar? :P

Sunday 14 June 2015

Puskesmas UPT Garuda - Bandung, 13 Juni 2015

Pagi itu sekitar Pk 06.00 lewat, aku sudah tiba di Puskesmas UPT Garuda,  ke Poli Gigi untuk keperluan penambalan gigi 1 6 yang tambalannya copot. Tentu aku juga siapkan kamera HPku untuk merekam apapun yang akan kutemui berkaitan dengan antrean khusus nomor untuk daftar Poli Gigi. Tujuannya untuk diunggah ke grup Netizen PRFM.

Tumben, aku tidak menemukan antrean orang yang biasanya sudah banyak untuk Poli Gigi. Ternyata sistem ambil nomornya sudah diganti. Para pengantre tidak harus mengalami lagi HOROR rebutan nomor antrean yang biasa disediakan dengan mesin. HOROR ini yang selalu kuadukan ke Grup Facebook Netizen PRFM dan rupanya setelah sekira 2 bulanan aku tidak ke Puskesmas ini lagi, ternyata sudah berganti sistem antrean. Berarti keluhanku dan keluhan beberapa warga lainnya melalui grup tsb sudah ada yang menanggapi.BRAVO!

Khusus Poli Gigi, antrean diatur untuk ambil nomor antrean di Loket 4, loketnya dibuka tepat Pk 07.00 dan sudah ada seorang petugas (seperti Satpam) yang mencatat para pendaftar untuk ambil nomor antrean. Walau belum 100% mengikis FIRST SEROBOT FIRST GET, karena di lajur antrean masih ada saja orang yang menyerobot untuk duluan antre di depan loket, padahal ada yang sudah datang lebih pagi dari si penyerobot,  tapi cara begini memang terbukti efektif sangat mengurangi horor rebutan karcis antrean.

Petugas mencatat nama dan asal pasien yang khusus ke Poli Gigi saja, jika sepertiku yang pakai kartu BPJS, ditanyakan kelurahan asal domisiliku.  Poli yang lain yaitu Poli Anak, Poli Umum dan Poli Lansia, dengan antrean tak seluarbiasa banyaknya seperti antrean Poli Gigi, maka bisa ambil sendiri nomor antrean di kotak yang disediakan di tempat yang sebelumnya untuk menaruh mesin karcis.






Hebatnya lagi, ternyata ada seorang petugas keamanan Puskesmas yang berjaga di tempat ambil karcis, dan petugas tsb juga menjadi  pencatat pendaftar yang akan ambil nomor antrean khusus Poli Gigi. Lihat gambar si petugas tsb yang berdiri dan satu tangannya memegang kertas, itu kertas khusus untuk antrean pendaftar ke Poli Gigi.

Rupanya setelah para pendaftar tadi mendapatkan nomor antrean Poli Gigi, masih harus melakukan daftar ulang untuk dicatat pada sistem administrasi Puskesmas. Nomor pada karcis tadi berguna untuk menentukan pemanggilan urutan pendaftaran. 



Di loket pendaftaran tampak 3 orang petugas pencatat untuk pendaftaran ulang data pasien yang akan berobat sesuai tujuan polinya. Problem yang muncul saat pendaftaran ualgn adalah, ada saja pasien baru yang tidak menyiapkan data diri untuk pendaftaran, atau tidak menunjukkan kartu berobatnya. Hingga waktu yang dibutuhkan petugas untuk mencatat, jadi makin lama dan makin memperpanjang antrean. Belum lagi ulah beberapa pasien dengan nomor atrean yang masih jauh, tidak mau duduk tenang menunggu dipanggil tetapi malah ikut berdesakan di depan loket, berharap bisa "serobot" mendaftar. 

Hal bergantinya sistem antrean khusus Poli Gigi ini, saya perlu berikan apresiasi tinggi kepada semua petugas di Puskesmas ini yang sudah berani membuat terobosan. Walaupun demikian, tetap saja usaha untuk memberi edukasi kepada warga untuk tertib antre harus terus-menerus dilakukan.




Ada satu hal lagi yang jadi perhatian saya, yaitu masalah kebersihan toiletnya. Di dinding arah masuk ke area toilet memang terpasang tulisan seperti ini :

ALAS KAKI HARAF DILEPAS 


Iya, benar, tulisannya adalah "haraf" bukan harap", tetapi bila melihat ke dalam area toilet yang kondisinya kotor, berbau dan wastafelnya yang sudah rusak, aku yakin siapapun tak akan rela untuk melepas alas kakinya jika ada keperluan untuk menggunakan toilet di Puskesmas ini.

Di area toilet memang ada peralatan kebersihan yang minim seperti sikat untuk kloset jongkok, pel lantai yang kotor, tempat sampah yang tanpa tutupnya,  tetapi tidak ada cairan pembersihnya.

Minta tolong kepada dinas terkait, agar kebersihan area toilet di Puskesmas ini juga bisa diperhatikan. Tentu bersamaan dengan pemberian edukasi kepada warga yang menggunakan toilet ini.







*************************************

Saturday 13 June 2015

ILAH UANG - Gods at War, Kyle Idleman, Bab 9

Dipresentasikan pada kelas Extension Course Filsafat UNPAR, 12 Juni 2015

"Perkenalkan: Namaku adalah UANG ! Orang Barat menyebutku MONEY...."



Wajahku biasa saja, fisikku juga lemah, namun aku mampu merombak tatanan dunia. Aku
juga "bisa" mengubah 'Perilaku bahkan sifat Manusia' karena manusia mengidolakan aku.

Banyak orang berubah kepribadiannya, mengkhianati teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku!

Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh dan bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya miskin, terhormat atau terhina. Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian demi aku.

Aku juga bukan orang ketiga, tapi banyak suami istri pisah gara-gara aku. Anak dan orang tua berselisih gara-gara aku.

Sangat jelas juga aku bukan Tuhan, tapi manusia menyembah aku seperti Tuhan, bahkan kerap kali hamba-hamba Tuhan lebih menghormati aku dari pada Tuhan, padahal Tuhan sudah pesan jangan jadi hamba uang ...

Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku?
Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, tapi banyak orang rela mati demi aku.

Perlu aku ingatkan, aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda, tapi tidak mampu memperpanjang hidup anda.

Kalau suatu hari anda di panggil Tuhan, aku tidak akan bisa menemani anda, apalagi menjadi penebus dosa-dosa anda. Anda harus menghadapi sendiri dengan sang Pencipta lalu menerima penghakimanNYA ...

Saat itu, Tuhan pasti akan hitung-hitungan dengan anda, APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGUNAKAN aku dengan baik, atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai TUHAN?

Ini informasi terakhirku : "AKU TIDAK ADA DI SURGA ! Jadi jangan cari aku di sana ya ..." (fr.jclairine)

September 2008, ilah (uang) mati.


Uang Yang Mahakuasa

Di masa lalu, uang dikenal sebagai alat tukar dalam bentuk : kulit kerang, kain, kepala hewan, gading gajah, dll yang bisa dibarter. Kemudian manusia semakin maju peradaban, mjulai dikenal sebagai perak, emas dan sebangsanya. Hari-hari ini uang dikenal dalam bentuk uang logam, lembaran uang kertas, surat berharga, port folio, sampai ke bentuk uang plastik dan e-money bahkan virtual money.

Uang selalu menjadi sesosok ilah dan kekuatannya semakin bertambah seiring majunya waktu, sebelum ia sakit dan mati.

Dunia berubah, demokrasi melahirkan banyak kesempatan di Barat, uang menjadi bintang impian. Ketika manusia bicara tentang “pengejaran akan kebahagiaan”, ilah uang berpikir dirinya yang dimaksud  dengan kebahagiaan itu.

Contoh tentang Impian Amerika, seorang jelata yang semula miskin menjadi taipan kaya. Dari yang bukan siapa-siapa menjadi sesiapa. Dari orang tak dikenal menjadi pendiri kerajaan bisnis.

Uang menjadi amat dominan dalam kehidupan, sehingga sulit bagi kita menjauh darinya demi perspektif yang jernih. Ketika uang serasa tidak penting, nyatanya uang merupakan impian puncak bagi banyak orang.

Mark Twain menulis ,” Beberapa orang memuja jabatan, memuja tokoh dunia, memuja Allah, dan demi semua cita-cita itu, mereka bertarung dan tidak dapat bersatu. Tapi sebenarnya mereka semua pemuja uang.”

Uang akhirnya menjadi pesaing Tuhan di hati kita, Masalahnya bukan pada uangnya,karena uang bukan akar dari kejahatan  tapi pada cinta akan uanglah akar dari segala kejahatan. Uang itu netral secara moral. Juga bukan sesuatu yang buruk pada dan dalam dirinya sendiri, namun dia berpotensi menjadi sesembahan pengganti Tuhan

Contoh Kasus Seorang Pialang Wall Street

Frank Simmons, berasal dari keluarga biasa, selalu memikirkan karir masa depannya apapaun ayng bisa menghasilkan banyak uang. Sempat ingin kuliah kedokteran bukan untuk membantu sesama, namun karena profesi dokter menghasilkan banyak uang, akhirnya mernjadi pialang saham di Wall Street.

Membangun keluarga di tahun ketiga kuliahnya sembair bekerja 14 jam sehari. Di rumah pun kegiatannya adalah mengurus investasinya. Ketika berhasil memiliki perusahaan sendiri, dia menjadi market timer dan tahu apa saja yang akan jadi trend pasar. Kadang-kadang beribadah, tapi demi supaya dilihat oleh klien, bukan untuk mencari kepuasan spiritual.

Di usia 40 tahun menjadi miliarder yang berhasil dari hasil usahanya sendiri. Kemudian dengan kemajuan internet, Frank semakin menghasilkan banyak uang yang membuatnya sanggup unutk membeli banyak properti di Naples, Prancis.

Pada satu tengah malam, mengendarai Mercedes miliknya pulang dari kantor menuju rumahnya di satu jalanan menikung, Frank  berbelok sedikit terlampau kencang. Ketika Frank ditemukan beberapa jam berikutnya, Frank sudah dalam keadaan mati. Kematiannya menjadi berita besar di Wall Street Journal dan diberi julukan sebagai visioner dan pencipta trend, serta hidupnya digambarkan sebagai contoh hidup yang meraih impian orang Amerika.

Sementara di bumi dikenang sebagai suatu kisah sukses besar, Frank berdiri di hadapan Penciptanya, berusaha memberikan resume baik akan hidupnya. Dengan segala perolehan sebagai pelaku industri, punya port folio bagus, namun Sang Pencipta tidak terkesan dengan semua yang dimiliki Frank seperti semua mobil, vila, atau perusahaan yang dibuatnya.

Contoh hidup manusia Frank Simmons ini berabad sebelumnya oleh John Tillotson¹, dikatakan seperti ini,” Ia yang memelihara hidupnya di sini, tetapi tidak memelihara hidupnya demi masa kekekalan adalah orang bijak untuk waktu yang singkat, tetapi orang bodoh untuk waktu yang abadi,”


Rumus 3 M 1 H
MENGAPA SAAT INI KITA SELALU MENGUKUR KEBERHASILAN DARI HARTA DAN UANG ?
錢不是萬能, 萬萬不能
Qián bù shì wàn néng, méi  qián  wàn wàn bù néng
 Ini semua tak lepas dari nasehat yang diberikan orang tua pada anaknya sejak kecil.... yang pada intinya adalah bahwa kebahagiaan itu identik dengan uang. Sehingga setiap anak ketika besar berlomba-lomba untuk mendapatkan uang meskipun dari hal-hal yang tidak baik dan benar.
Berikut adalah sebuah gambar yang dibuat oleh salah seorang peserta seminar tentang nasehat orang tua pada umumnya kepada anak mereka. yang menggunakan rumus 3 M 1 H atau Money, Money, Money, Happy
 


Apakah kita masih melakukannya pada anak-anak kita saat ini ?²
Atribut Ilahi dari Uang

1          1.   Sumber Rasa Aman.
           Punya banyak uang = rasa  aman. Ketika sakit, ekonomi memburuk, asal punya banyak uang              berarti tidak perlu kuatir

       2. Sumber Kepuasan 
           Ada uang, berarti bisa mengurus diri sendiri, bisa memenuhi semua kebutuhan sendiri, 
           tidak tergantung pada apapun termasuk pada Tuhan

3.  Sumber Nilai Diri
           Memiliki uang yang cukup untuk mampu beli barang bermerek, mobil baru, membiayai
           hobi mahal. Nilai diri ditentukan oleh semua yang bisa dibeli oleh uang.



Tanda Pengenal Status Keberhalaan Uang

·         Seberapa sering Anda bandingkan antara apa yang Anda miliki dengan seberapa banyak yang Anda berikan kepada orang lain?
1)            Apakah Anda puas dengan gaji Anda?
2)            Apakah Anda mendapati diri Anda berspekulasi tentang gaji rekan atau pesaing 
          Anda?
3)            Apakah Anda marah ketika mendapati bahwa jumlah gaji yang Anda terima   
          tidak setara dengan nilai diri Anda?

Jika terjadi demikian, maka ini adalah indikasi bahwa uang telah menjadi ilah dalam hidup Anda

·         Seberapa besar kegelisahan yang diakibatkan oleh kondisi keuangan dalam hidup Anda?
1)            Jika Anda bisa memberikan peringkat pada hal yang mencetuskan stress paling
           kuat dalam diri Anda, di peringkat berapa uang berada?
2)            Bagaimana posisi uang bila dibandingkan dengan hal-hal seperti : kesehatan,
          relasi dan pekerjaan?
3)            Bisakah Anda mengucap syukur dan merasa puas, bahkan di tengah kesulitan      
           finansial yang Anda Alami?

·         Sejauh mana impian dan tujuan hidup Anda digerakkan oleh uang?
1)           Apakah impian-impian Anda melibatkan kekayaan dan kemewahan?
2)           Apakah itu adalah kebebasan yang akan Anda nikmati untuk mengejar tujuan baru dengan waktu yang Anda miliki?
3)           Apakah itu kesempatan untuk member dan membangun hal-hal baru?
4)             Apakah itu merupakan perasaan bahwa penting bagi Anda menjadi orang kaya?

·         Bagaimana sikap Anda dalam memberi?
1)    Emosi apa yang Anda rasakan ketika Anda memberi? Terganggukah Anda?
2)    Pernahkah Anda berpikir jumlah yang paling sedikit yang bisa diberikan?
3)    Pernahkah Anda bersukacita dan menemukan inspirasi dalam menggunakan keuangan Anda untuk membantu orang lain?

Bagaimana mencegah uang menjadi ilah di dalam hidup kita?

1.    Memberikan uang = menghancurkan kekuatan uang. Itu seperti Anda berkata kepada uang ,” Aku bahkan tak peduli denganmu. Kau begitu tidak penting bagiku sehinhgga aku dapat dengan mudah melepaskanmu,”. Cara memberi seperti itu akan menghancurkan berhala uang.
2.    Uang tidak tahan ketika Anda menganggapnya tidak penting. Jika Anda ingin memahami seberapa pentingnya uang bagi Anda, mulailah memberi.




                             ***************************************************************

¹Uskup Agung Canterbury, Inggris, 1691 – 1694
²Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak – Komunitas Ayah Edy, Noura Books,   February 2014


Monday 8 June 2015

Bapak Uskup Bandung - Gambarnya yang Membumi

Khusus artikel ini aku hanya mau bahas soal gambarnya Si Bapak Uskup Muda, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, dalam atribut keuskupannya.

Di banyak tempat di wilayah Keuskupan Bandung, dipasang gambar Beliau dalam pakaian kebesaran uskup, berupa atribut pakaian jubah kebesaran emas lengkap dengan mitra bertatahkan lambang keuskupannya di kepalanya dan tongkat gembala di tangan kirinya, sementara tangan kanannya terangkat memberi berkat.

Sejujurnya aku kurang terkesan dengan gambar resmi Beliau yang seperti itu, karena biasanya di sebelah gambar Bapak Uskup, ada gambar Sri Paus Fransiskus dengan pakaian kepausannya putih saja sederhana dengan pileola putih di kepalanya,  kalung salib perak, dan satu tangannya terangkat sedang memberkati, tanpa atribut mitra dan jubah kebesaran, apalagi tongkat gembala. Kesannya antara kedua pribadi pemimpin itu, malah tidak imbang begitu. Sepertinya uskupnya "lebih heboh" daripada pausnya.

Nah, suatu waktu aku ada berkunjung ke Dewan Karya Pastoral Keuskupan Bandung untuk sebuah urusan, ketika mau naik tangga menuju Lt.2, mataku tiba-tiba saja menangkap sosok Beliau dalam gambar resmi yang dipasang di dinding antara Lt.1 dan Lt.2. 

Beliau dalam balutan pakaian uskup hitam dengan hanya beratributkan pileola ungu di kepalanya dan crux pectoralis (kalung salib di dada) emas serta sabuk sutra ungu. Sungguh beda dan sungguh sederhana! Tentu saja sungguh membumi dan menurutku, inilah gambar Beliau yang paling baik dari semua gambar yang ada. Ini menurutku, ya! 

Langsung saja aku keluarkan HPku dan setel kamera, dibantu tongsis untuk mencapai sudut gambar yang lebih baik karena lokasi gambarnya itu lebih tinggi dari kepalaku, jadilah kujepret foto Beliau itu dan inilah hasilnya!






Dan...... sesuatu yang tak terduga terjadi setelah aku ambil gambar tsb. Si pemilik sosok dalam gambar tsb muncul, turun dari Lt.3 gedung DKP. Rupanya Monsi Antonius baru selesai memberikan pengarahan dalam suatu acara seminar. Bagi orang awam yang tidak mengenalnya dengan baik, tidak akan menyangka bahwa lelaki berperawakan kecil dan tampak sangat sederhana saat itu, dialah si pemimpin umat Keuskupan Bandung. Segera saja Beliau tergesa berjalan kaki pulang ke rumah dinasnya untuk lanjut ke acara lain dan aku cukup beruntung bisa menemaninya berbicara sembari berjalan, sampai kami terhenti dan berpisah, ketika dia akan menyeberang jalan. 

Aku akan selalu mendoakannya agar Tuhan yang telah memberikannya jabatan uskup untuk sebuah keuskupan yang unik dan dinamis, berkenan membuatnya menjadi seorang gembala yang berani revolusioner, seperti halnya Sri Paus Fransiskus yang juga revolusioner untuk umat Katolik sedunia.

Tuhan, berkatilah si paman uskup ini. Amin.

*Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC adalah filsuf pertama di dunia yang dipilih menjadi uskup.